Kakakku anak pertama, perempuan. Dia keras kepala, pendiriannya kuat. Kalau ya harus ya, nggak bisa enggak. Maunya A ya harus A. Titik, gak ada koma. Gara-gara itu, bapak dan ibu benar-benar having a hard times raising my sister. Semakin besar usahanya, kesulitannya, rasa sayangnya juga (mungkin) semakin besar. Aku sudah melewati tahap-tahap iri dengan kakak, sudah nggak apa-apa. Kalau dibandingkan dengan kakak, aku lebih "yaudah, gapapa" "yaudah, seadanya", nggak terlalu idealis kayak kakak. Makanya, di dalam banyak hal, aku malah justru yang lebih sering mengalah. Biar begitu, rejekinya kakak luar biasa. (Sebanding dengan ujiannya, tentu saja) Aku habis ngelihatin foto waktu pernikahan kakak, hmm wuaw dibilang mewah ya ndak mewah kayak pernikahan putri bos asian air, tapi ya kalo dibilang sederhana juga enggak. Iki mul bar nduwe gawe utang piro? Tanya kakaknya ibuku yang pertama. Alhamdulillah gak sampai hutang, tapinkalau dilihat, hahaha aku mana bisa nabun