Diskursus Intover vs Ekstrover

 PEmbahasan masalah apakah kamu seorang introver, atau ekstrover, adalah pembahasan yang lagi sering dibahas sama teman-teman kantor. Kantorku ini kan turnovernya tinggi, jadi staf yang boomer, lebih sedikit daripada staf milenial dan gen z. Bapak-bapak senior ini adalah pemegang jabatan penting dikantor, sedangkan kroco-kroconya ini sebagian besar diisi oleh milenial dan gen z. bahkan, gen z nya lebih banyak daripada milenial. Aku, kelahiran 1997, termasuk gen z. (awal gen z yang merasakan peralihan teknologi analog ke digital), jadi rasanya, seperti berada di tengah-tengah antara orang-orang dewasa matang, dengan dewasa muda. 


Aku sudh 3 tahun bekerja di kantor itu, suasanya jauh berbeda (ya karena turnovernya tinggi). waktu awal masuk, arsanya kayak jadi staf paling junior yang paling muda, namun dalam jangka waktu tiga tahun saja, tiba-tiba sudah jadi senior yang punya banyak junior generasi z (yang sukanya bikin konten di tiktok, yang energinya tiada habisnya). 


Walaupun banyak gen z, tapi sepertinya aku lebih banyak bergaul sama generasi milenial, dua seniorku yang sekarang sudah bekerja di kantor selama lima tahun. kakak-kakak inilah yang seringkali membuka diskursus, kamu introver atau ekstrover? 


Aku, sudah pasti dan jelas, adalah seorang intover. Tapi, levelnya sudah berubah, lho! :D 

empat hingga tiga tahun lalu, waktu masih bekerja freelance dan bekerja dari rumah, karena jaraaang sekali bertemu dengan orang dan berurusan dengan orang banyak, waktu mengambil tes MBTI, hasilnya adalah 91% intover. tiga tahun setelah bekerja, karena ada yang membuka pembahasan lagi, aku mengambil tes lagi, dan hasilnya adalah 70% introver. Sebuah kemajuan. wkwk. 


Temanku pun bertanya, kalau misalkan aku ada di keramaian, atau di suatu tempat di luar rumah yang ada banyak orang di situ, kamu lebih suka mana, atau lebih mending yang mana: berada di keramaian dengan orang yang kamu kenal, atau ya sudah di keramaian itu, kamu cuma ingin dirimu sendiri dan gak ingin ada orang lain yang kenal dirimu? 


Maka terbagi dua kubu. Tibalah giliranku menjawab, dan ketika aku menjawab, semua orang kayak kaget. wkwk, tidak relate, sepertinya. karena yang lainnya, misal lagi ada di tempat umum, terus tiba-tiba ketemu orang yang dia kenal, dia merasa kayak, "aduh, jangan lihat aku, jangan lihat aku, jangan ke sini"


Aku menceritakan kalau sebenarnya nggak masalah kalau di keramaian ada orang yang aku kenal, sebenarnya gak masalah kalau mau bertegur sapa. Aku malah senang, apalagi kalau ketemu sama teman yang sudah lama gak ketemu lalu tiba tiba berpapasan di jalan. Dan itu sudah kejadian, waktu aku ikut event noraebang day6 di resto daoen djati, jalan veteran semarang. aku jarang ikut event kpop, sebenarnya. tapi karena ditarik sama mbak novia, akhirnya aku ikut, dan ternyata, di situ ada teman SMA ku, yang sudah nggak pernah ketemu selama 10 tahun. Dan aku yang notice duluan, aku yang menyapa duluan. Saat aku bercerita demikian, teman sejawat intoverku pada kaget dan gak percaya. hahaha. 


Tapi ya mungkin tidak semua kasus akan seperti itu. Kalau hanya tahu atau sebatas kenal saja, kayaknya aku tidak menyapa. Atau jika dia laki-laki, more likely I will just pass by. 


Sebetulnya hari ini aku melihat teman SD ku, di uptown mall. Duduknya tepat satu mejaa di depanku. Tapi aku nggak yakin--ya kali, soalnya terakhir lihat kan waktu masih SD. hampir dua puluh tahun lalu, walau aku yakin dan mengenal wajahnya yang tidak ebrubah jauh, tapi aku segan untuk menyapa duluan. 


Yaudah si ceritanya segitu aja. Sebuah selingan, karena aku capek nugas wkwkw


well then, 

see you at the next postt~


Komentar

Postingan populer dari blog ini

🫳

😊