Weekend

Ceritaku kayaknya bakal panjang 😭 
Semoga aku bisa menulis semuanya dan aku gak capek wkwkw soalnya aku tu pengen cerita... biar bisa mengingat momen ini, karena memoriku ini sangat short term memory

Hmmm nothing much, seharian ini aku banyak istirahat, karena seminggu ini pekerjaan di kantor sangat melelahkan T_T batinku yang lelah, sampe aku mikir, ada ya orang yang modelannya kayak gitu, yang sebelumnya tidak pernah kusangka akan ada manusia dengan watak dan sikap yang seperti itu? Dan lebih buruknya lagi, aku nggak bisa cut-off, masalah ini harus diselesaikan, karena ini adalah pekerjaanku. Sangat melelahkan. 


Aku banyak istirahat, tapi siabg tadi jam 11, aku keluar ke yuffee cafe di ngaliyan untuk mengerjakan tugas kuliahku. 

Kafenya... sepi banget. (Ini yang aku cari, sih). Tapiiii, riil sepinya tuh sepi banget. Pas aku dateng, cuma aku pelanggannya. Dan pas masuk, interiornya cakep sih, tapi suasananya gak kayak kafe pada umumnya. AC nyala, tapi cuma satu (di atas tempat dudukku ada AC tapi gak nyala)  dan di kafe itu gak ada musik yang disetel. Jadi beneran sunyi. Makanya aku bilang tadi, suasananya gak kayak kafe... and more like an abandoned building but decorate nicely? Ah susah mendeskripsikannya. Feelsnya kayak rumah berhantu, soalnya letaknya di pinggir jalan tapi gak strategis. Soalnya lokasinya, pintu masuk belokannya persis di tanjakan. Agak tidak nyaman buat pergi ke situ. Tempat parkirnya di belakang, dan di tempat parkir, sepertinya sebelahnya kan dulu bekas kebon, masih ada sisa pepohonan bambu yang tertanam, menambah kesan... eerie. 

Aku masuk, ada satu pegawai dan sepertinya satu orang owner kafenya. Aku pesan makan dan minum. Enak, kok. Menurutku harganya wajar, masakannya enak. Tapi masakannya seperti masakan rumahan yang dibuat ibuku. Aku makan tomyum. Asem dan pedes, tapi terlalu pedas T_T isinya ayam, sayur sawi, wortel, udang 2 ekor (udangnya cukup gede), baso ikan, dan sosis. 

2 jam aku berkutat dengan tugasku. Jam 1 siang aku pulang. 

Pulang ke rumah istirahat bentar, lalu mereview kosakata buat ujian bahasa jepang desember besok. (Aku mau ujian JLPT N1. doakan yaa semoga bisa lulus!) 


Ketika aku pikir aku akan menghabiskan waktu malam mingguku di rumah, temanku mengirim pesan WA. 
"sibuk?"

Dari ailsa.
Aku sudah hapal kalo dia WA malam minggu, berarti dia ngajak keluar. 

Aku nanya, "mau ke mana?"
Dia pengen makan capcay. Tadinya mau ke warung rio yang masih di perumahan kami, tapi ternyata warungnya lagi kebanjiran pesanan. Akhirnya kami makan di warung jangkung di bringin. Letaknya di seberangnya ruko taman ngaliyan. (Dulunya di sini tempatnya toko batu... yang dulu pernah beberapa kali truk dari atas nyungsep ke area ini. Toko batu dan beberapa toko di sebelahnya, berganti jadi warung makan yang berjejeran. Di sinilah warung jangkung, warung nadi goreng dan bakmi jowo langganan bapak. Dulu warung jangkung jualannya di sebelahnya indomaret depan sd tambakaji 04. 

Kami makan dulu di sana. Aku makan bihun rebus, ailsa pesen capcay. Ditambah dua sate ayam yang dibakar dengan kecap. 

Habis itu kami ke fore. Aku yang mengajak.ke sana. (Sebelum keluar, kami bahas, mau ke mana? Biasanya kamu suka ke kopi nuri. Tapi entah kenapa, hari ini aku ngajak ke fore) 


Datanglah kami ke fore. Aku pesan pakai aplikasi (biar dapat promo pengguna baru)




Oke kami ngobrol seperti biasa. Haha hihi seperti biasa. 

Sampai akhirnya....
Dia bercerita dengan penuh semangat, dan aku ikutan ketawa karena isi ceritanya. 

Lalu kami sadar kalau bapak bapak yang duduk di meja sebelah kami, memperhatikan kami dan ikut ketawa. 

Pada saat itu, aku mikir, duh, kayaknya kami berisik banget. Kami minta maaf. Tapi bapak bapak itu malah ikut ketawa. (Mungkin beliau heran ya sama kelakuan kita T_T)

Ailsa, yang saat itu tidak berprasangka apa apa, malah ngajak ngobrol, "sini pak ikutan ngobrol"

(Wkwkwk beginilah kelakuan si ekstrover, mudah ngobrol sama orang lain. tidak relatee)

Ternyata, dia orang cina yang baru 4 bulan di sini dan gak bisa bahasa indonesia. Dia memakai alat penerjemah. 

(Foto ngambil dari google) 
Kurang lebih gambaran alat pemerjemahnya kayak gitu. Dia pencet tombol, ngomong sesuatu pakai bahasa mandarin, lalu menyodorkan ke kami. 

"Saya tidak mengerti apa yang kalian katakan, tapi kalian terlihat ceria."

Jeda sejenak, dia berbicara lagi, lalu alat penerjemah bekerja. "Kalian terlihat banyak tersenyum, dan senyum itu menular." "Anda terlihat seperti orang yang baik dan berpendidikan"


Dari situlah obrolan berlanjut. Ceritain semua gak ya? Wkwk 


Banyak banget obrolannya, satu setengah jam ada kali. 

Sudah kubilang tadi, aku sangat short term memory, kan? (Mungkin lebih ke short term di bagian percakapan, rapi kalau mendeskripsikan apa yang kulakukan dan apa yang aku lihat, mungkin aku memang lebih mudah ingat) aku gak ingat satj satu tadi kami ngomongin apa aja. 


Tapi dari awal aku sudah curiga. 
Ini bapak bapak kayaknya naksir temenku deh 😂😂


Inilah, perbedaan kami. 

Temanku ini (ailsa) sangat ekstrover. Sangat terbuka dan mudah ngobrol dengan orang lain, mudah menjalin hubungan dengan orang lain. Plus, dia tidak pernah kehabisan topik. Jadi selalu ada hal yang bisa dia obrolkan. 


Yang lebih banyak ngobrol ya mereka berdua. Aku lebih banyak memperhatikan dan mendengarkan. 


Sejujurnya aku heran, kenapa obrolan ini terus berlanjut. Sudah jelas jelas bapak bapak ini "flirting", tapi temanku ini masih lanjut ngobrol wkwkwk (Tapi aku salut!!! Bapak ini sopan. Iya, flirting, tapi sopan banget. Flirtingnya alus. Alus banget. Jadi bukan tipe bapak bapak yang flirtingnya mesum). Maka dari itu aku diam saja (dalam artian, ya sudah aku membiarkan obrolan ini mengalir karena kalau nggak nyaman alias misal flirtingnya aneh aneh, aku jelas akan langsung memotong dan ngajak pulang)


Tapi sepertinya temanku ini gak sadar kalo bapak bapak ini tertarik dan pengen kenalan. 


Aku dan temanku beda, memang. 
Temanku sangat chill, ceria, supel, mudah bergaul dengan siapa saja. 

Sedangkan aku, 
Aku banyak berpikir. 
Misalkan ada orang asing (yang tidak kamu kenal sebelumnya) datang, ngajak ngobrol. Yang ada di pikiranku secara otomatis adalah: ini orang maunya apa ya, maksudnya apa ya ngajak ngobrol? Tujuan dia apa ya? 


Begitulah. 
From the moment he said, "kalian terlihat seperti orang yang baik", "saya senang melihat kalian sedang mengobrol", aku mulai curiga. Tapi ya itu tadi, tak biarin aja. (Mengamati dulu)

Ngobrol banyak. Banyak banget. 

Tapi beberapa kali bapak bapak itu menyinggung: "saya sendiri di sini, saya kesepian" 

Oke, clue kedua. 

Obrolan berlanjut ke ngebahas teh. 
"Di cina ada banyak macam teh. kantorku ada tempat khusus buat minum teh." (Ditunjukin fotonya, dan menekankan hal itu berkali kali, dan nfejelasin manfaatnya. 

Di momen obrolan ini, aku WA ailsa. Karena ini udah clue ke... entah ke berapa, dan di momen inilah aku yakin, oh ini sih lagi ngedeketin. Dan berusaha supaya bapak bapak ini menciptakan suatu keadaan di mana, pertemuan kami hari ini tidak berhenti di sini dan dia mau pertemuan kami berlanjut. 

"Dia naksir kamu tuh sa" 
Ailsa masih ga ngeh, dia membalasku, "endak yo"

Ngobrol lagi dengan berbagai topik. 

Lalu ngebahas makanan. Itu pun peralihan topiknya sangaaat smooth. Beneran kayak obrolan yang mengalir. 

"Kalo di indonesia banyak.makanan yang digoreng. Ayam juga, di sini banyak yang digoreng. Padahal ayam bisa dimasak rebus. Contohnya sop ayam direbus pakai air kelapa. Rasanya enak. Kalau kamu mencoba, kamu pasti akan jadi ingin coba makan lagi."

Apakah berhenti sampe situ? Oh enggak dong, ada modusnya. 

"Besok hari minggu, hari istirahat. Besok aku mau beli dua ayam. Kalian beli dua kelapanya"

Hayoloh maksudnya gimana? 

"Kalian mau pesen minum apa lagi? Saya yang traktir" (nah loh?)

Terus itu 
Akhirnya bapak bapak itu mulai gak terang terangan. Mungkin karena sudah malam, dan dia akhirnya menunjukkan tujuan dia yang sebenernya. 

Apa coba? 
"Apakah kamu mau makan malam.bersama?"

Wanjayyy gurinjayyy (mukanya ailsa langsung panik dan bingung dan shock hahahahah lucu banget 🤣🤣🤣🤣) 

Temanku sempat diam, tapi dia pintar. 
"Saya lihat dulu jadwal saya"

Akhirnya bapak bapak itu mengangguk mantap dan mengerti, bahwa itu adalah sebuah penolakan. (Alhamdulillah wkwkw) 



Ya gitu deh. 


Selepas bapak itu pamit pulang, kami berdua ketawa, lebih tepatnya ketawa heran. 

Kocak banget plis. 

Kami nih niatnya mau malmingan, haha hihi berdua, seperti yang biasa kami lakukan. 

Mana tau kalo bakal dipepet sama bapak bapak middle aged kesepian yang punya perusahaan di bsb? 


Ya Allah. Kocak betul kejadian ini. 
Mungkin dari penceritaanku ini gak ada yang lucu, atau mungkin terlihat biasa aja. Tapi yah, thanks to that, i have a good laugh. Wkwkwk 


"Kok kamu tau to nda, aku tu ngiranya biasa aja" kata ailsa heran 

😎😎😎
Kelihatan, tauuuu 


Aku tu tau kalo orang (dalam konteks ini, lelaki) yang niatnya mau pedekate, yang niatnya mau mengenal lebih jauh, tuh kelihatan. Tapi rispek sih, bapak bapak satu ini, alus banget pergerakannya dan arah obrolannya. Dia bisa bikin orang lain nyaman dulu sama dia (alias, gak membuat orang lain ngerasa risih dengan keberadaan dan cara dia mendekati orang lain. Approachnya sopan. I Mean--yang aku bilang tadi, flirty nya gak flirty yang terang terangan atau flirting mesum. Dia menghargai lawan bicara duluan. Makanya lawan bicara bisa respect juga ke dia. Nah loh, justru orang yang kayak gini juga harus pasang alert dua kali lebih waspada; karena ini skill khusus yang nggak semua orang punya. Antara dia ini player/playboy yang sudah sangat terbiasa dengan cara mendekati wanita; atau apakah memang dia pembawaan aslinya sopan. Beda tipis. Tapi biasanya, dan kebanyakan, adalah yang aku aku sebutkan pertama.)


He's a businessman. Walaupun dia ngakunya single, sendirian, gak ada pacar. Tapi siapa yang tau kisah hidupnya? Kan kami nggak tahu sudah berapa banyak wanita yang pernah berhubungan sama dia. Bisa jadi dia pro player, atau karena dia businessman, dia pintar mengarahkan pembicaraan dan membangun relasi yang baik dengan orang lain. Sementara itu kesimpulanku. 


Kalo ada lelaki yang lagi mau pedekate, sebenernya kelihatan jelas dan aku bisa tau itu. 


Aku tau dan sadar kok siapa saja orang-oramg di sekitarku yang berhubungan, atau ngobrol, karena mau mendekat denganku atau karena ada ketertarikan. (Bukan ge er yaaa tapi tanda tandanya kelihatan) 

Tandanya, kurang lebih kayak obrolan sama bapak bapak tadi. Gestur juga gak bisa bohong. 
1. The look at his eyes shows that he has some interest in you 
2. Memberikan pujian 
3. Memperhatikan dan mengingat hal detail tentangmu sekecil apa pun itu 
4. Membahas topik yang kamu suka (film, lagu, game, dll) 
5. Ingin mem-provide, kayak pengen ngebayarin makan atau minum 
6. Ingin ngajak makan berdua
Dan banyak lagi


Walau mungkin, tidak semuanya bisa diartikan dia sedang flirting, bisa jadi tidak; tapi ada kemungkinan ke arah situ. Aku hanya berhati-hati; makanya aku memberikan batasan. Batasan mana yang menurutku, mana yang komunikasinya memang hal penting yang harus dikomunikasikan, mana hal yang dia nih mau ngobrol demi masuk ke duniamu, demi bisa mengenalmu. 

Mungkin batasanku, dengan batasan orang lain beda. But i am sure, dan aku tahu jelas dan aku berhak memutuskan bagi diriku sendiri batasan itu seperti apa. 


But maybe I set my boundaries too high. 
Mungkin aku membuat batasan itu terlalu tinggi (jika dibandingkan dengan batasan orang lain). Mungkin karena ini juga aku masih single sampai sekarang. 


Kenapa ya sampe sebegitu tinggi boundaries ku? 
Mungkin untuk pertahanan diri. Karena sebelumnya pernah ada pengalaman pdkt an yang tidak menyenangkan, atau bahkan pengalaman buruk. 


Mungkin seperti itu. 
Secara sadar atau tidak sadar, aku memberikan batasan, atau bahkan aku menolak untuk menjalin hubungan, karena aku melindungi diriku sendiri. Aku takut terluka. 


Yaampun, kalau dipikir, jahat juga ya. 
I'm sorry.... :(
(Waktu SMA aku tahu ada yang suka sama aku, tapi aku sengaja menutup komunikasi, karena aku takut. Padahal sebenarnya, aku juga suka dia. Dia mungkin terluka... maaf... tapi itu sudah lama berlalu dan dia sudah punya keluarga kecilnya, jadi, yah aku harap dia bisa legowo dan sudah memaafkanku) 


Aku nggak tahu rasa takut ini akan ada sampai kapan. Kalo nggak sembuh, mungkin akan selamanya single. I dont know, should I see a psychologist? 




Ah tapi gapapa deh, setting boundaries wkwk 
Berhati-hati juga gak ada salahnya, kan? 



****

TMI tambahan:

Sebelum kejadian ini, aku dan ailsa tuh sempet ada obrolan, 
"Kita tu nggak tau ke depannya bakal kayak apa. Aku aja gak nyangka bakal ke jepang" kata ailsa 

Aku pun menanggapi, temtunya dengan bercanda, "iya ya. kamu sukanya kan sama bule, siapa tau nanti jodohmu orang jepang"


.....😅
Beneran gak lama dari itu, 
Muncullah momen dengan bapak bapak cina itu. Wkwkwkwkwkwk (well bukan jepang sih, tapi cina.... ya gapapa lah meleset dikit wkwkw) 


Pas aku dan ailsa mau pulang, kami berkesimpulan, "kalo ngomong tuh ternyata ludu hati-hati, ya." (Soalnya gak tau omongan mana yang bakal jadi kenyataan) 


Sama satu lagi sih 
Gacor banget sih temenku satu ini

Orang cuma lagi ngobrol haha hihi di kafe. Bisa bisanya dideketin bapak bapak cina totok. Pemilik perusahaan pula. 


Auranya ailsa sungguh sangat kuat dan memikat. (Gak kayak aku wkwk) 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

🫳

Weekend

Diskursus Intover vs Ekstrover