Jadi ginu....
Kemarin tuh di kantor, aku dan temen temen, membahas anak anak magang yang mau ke jepang.
sdm rendah nyata adanya, guis.
Bukan bermaksud merendahkan, tapi kenyataan di lapangan kadang bikin geleng kepala. Dan kalau ditelusuri, masalahnya itu saaangat kompleks, dan apakah penyebabnya, kami semua berujung pada simpulan: 1.) Kemiskinan struktural. 2.)akses pendidikan tidak merata. kualitas tenaga didik gak merata+kebijakan kemdikbud yang ngawur. Anak anak yang tinggal di desa.... ya gak semuanya sih, tapi rata-rata, sudah lulus SMA tapi gak bisa perkalian pembagian. Gak ngerti apa itu huruf kapital. Gak hafal urutan abjad dari a-z. Dan kami menduga, soalnya anak anak ini, mereka gak ada tinggal kelas, gak ada ujian nasional, jadi mereka gak punya semangat belajar... ngapain belajar, toh nanti kan lulus semua? Dan mental.inilah yang menyebabkan, anak anak muda ini gak pada punya inisiatif, mereka maunya instan.kalau yang ini, faktor karena majunya teknologi... di era smartphone, semuanya mudah dan instan...
Begitulah
Saking seringnya kami menghadapi anak-anak seperti itu, kadang kami udah di tahap.... gedeg, saking gedegnya, cuma bisa ketawa 🤣
Kemarin habis ada kegiatan sosialisasi d.com (remittance pengiriman uang dari jepang ke indonesia), lalu ada juga penjelasan mengenai pajak penghasilan di jepang. Mereka bisa mengajukan keringanan pembayaran pajak, dengan beberapa syarat dokumen yang harus disiapkan. Biasanya, akulah yang membuatkan mereka dokumen itu.
Mengenai keuangan dan pajak, sebetulnya sudah dijelaskan sama temanku. Tapi dia... menyerah 😂 dia datang ke kantor sambil tertawa, karena saking shock nya mendemgar pertanyaan dari para siswa yang... out of the box dan mindblowing.... in a negative way, i guess? 😂
Ya lagian, udah dijelasin sedemikian rupa tentang pengurangan pajak, ada yang masih nanya, "jadi saya gak usah bayar pajak?" "Kalo kirim ke suami dalam bentuk yen gimana?"
Ya kalo kirim sesama yen ngapain pake remittance, bocah gemblunggggg ðŸ˜ðŸ˜
Temanku nyerah, akhirnya aku masuk ke kelas, menjelaskan sekali lagi, dengan bahasa bayi. Riil ngejelasinnya kayak ngejelasin ke anak TK.
"Jadi gini ya, anak anakkkk....." (dengan nada kayak ngajarin a for apple b for ball....)
Dengan pengajaran yang saaaaangat pelan pelan kayak ngajar anak TK, sepertinya anak anak calon pemagang yang koneknya lama akhirnya (sedikit) paham,
Tapi.....
Buat anak yang cukup bisa menangkap materi dan dia melihat penjelasanku yang kayak ngajarin anak TK, sepertinya dia geli. Wkwkwk dia menatapku sambil menahan senyum geli, mungkin di pikirannya kayak: "dikira w anak tk kali ya?"
^^;;;;
Begitulah, ceritanya.
Di tempat kerja ini sangat melelahkan, tapi ternyata banyak hal hal random kecil kayak gitu yang bikin ketawa
Komentar
Posting Komentar