13 going on 30

Ini judul film tahun 2004, yang sempat booming dulu. Aku sempat mau menonton ini (mau nyewa di video ezy ngaliyan, yang dulu letaknya di ruko yang kini sudah tak berwujud, karena sekarang sudah jadi jalan tol), tapi nggak dibolehin sama kakak, karena ratingnya film dewasa. 


Malam ini iseng aja ngebuka netflix, lalu memilih film apa yang aku mau tonton. Cukup lama memilihnya hahaha sampe akhirnya jadi sudah semalam ini. Lalu sampailah pada film ini. 

Ceritanya anak remaja usia 13 tahun yang tiba tiba jadi usia 30, karena efek dari "wishing powder" (iya, ini film fantasi)


Kenapa anak kecil itu ingin jadi usia 30? 


We were like that, too, back then, weren't we? 
Ingin cepat dewasa. Meniru segala hal yang dilakukan orang dewasa, dan berpikir bahwa orang dewasa itu keren. 


Anak itu, juga sama. 
Dan ditambah di bagian awal film, dia ingin masuk ke sirkel pertemanan geng terkenal dan keren di sekolahnya. 


Lalu aku kepikiran, wow that's so my sister 😂 dia akan kejar dan lakukan apa saja yang sedang tren, dan melakukan apa saja yang menurut dia "keren" sesuai dengan tren yang sedang berlangsung. 


Sangat bertolak belakang denganku, yang bodo amatan dan gak peduli sama sekali dengan tren. Well, mungkin aku berusaha mengikuti tren juga--tapi itu buat survive biar bisa bergaul sama teman-teman lainnya. 
Aku.... sudah sangat berusaha.... sampai akhirnya aku kelihatan sok asik, bahkan menertawakan hal yang seharusnya tidak lucu dan tidak ditertawakan. :( 
I was so immature, and i feel so sorry about that :( 
Memang yang paling betul ya jadi diri sendiri.... memangnya kenapa kalau dirimu kaku? Sudah setelan pabriknya seperti itu, gak perlu takut gak punya teman... toh akhirnya teman yang kamu dapatkan dari sok asik itu, gak bertahan lama. 

(Aku kayak lagi ngomong sama diriku di usia 13 tahun) 


Aku sadar aku nih orangnya kaku banget, serius banget. Gak bisa ngelucu dan gak bisa mencairkan suasana. 

Tapi, kalo kata getta, aku orangnya ceria. (Agak heran dan merasa gak mungkin sih, wkwk). Tapi katanya: kadang di saat tertentu, asbunku itu bikin orang lain tertawa. 


🤷‍♀️🧏‍♀️💁‍♀️


Balik lagi ke filmnya...
Jadi si jenna rink, bocah umur 13 tahun itu, ketika dia membuka mata, tiba tiba dia jadi usia 30! Dan profesinya adalah editor majalah poise, majalah yang ia baca saat usia 13 dan majalah yang membuatnya ingin cepat dewasa dan jadi usia 30. 

Aku berpikir... (mikir terosss) ni kok keren banget ya, usia 30 posisinya udah jadi chief editor? 😂 sedangkan aku, 28 tahun, karirnya masih merangkak kayak gini. Mana keren banget pula, dia berada di posisi yang ia impikan. 


Tapi lucunya sih, dia ni kan mentally 13 tahun, ujug ujuga jadu chief editor, langsung dateng ke rapat, langsung ditanyain sama bosnya, "menurutmu gimana?"

"Can i go to the bathroom?" Wkwkwkwk 😂 muka cengonya 🤣🤣


Habis itu, jenna mencari sahabatnya, matt. Tanpa tahu kalau hubungan mereka tidak sedekat waktu mereka usia 13 tahun. (Hmm ceritanya kayak hai miiko, anak sd kelas 5 yang kepengen jadi anak sma... kejadiannya waktu abis berantem sama sahabatnya juga, dan tau tau waktu miiko mendadak jadi anak sma, mereka sudah ndak sedekat dulu, karena miiko skip ke masa depan, ke jaman sma, waktu habis berantem sama tappei) 


Jenna mendatangi matt, berharap matt akan bisa membantunya mengetahui waktu yang sudah ter skip, tapi ternyata, matt gak tahu apa apa soal jenna. Terkahir mereka ketemu waktu SMA. Jenna akhirnya membuka buku tahunan, lalu dia tahu, dia sesirkel sama anak populer di sekolah, dia jadi prom queen sama cowok paling keren di sekolah, lalu habis itu dia menerima telepon kalau dia ada jadwal menghadiri pesta dan akan berangkat dengan limusin. Jenna terlihat bahagia, sedangkat matt tertawa getir, "well congratulations," (wkwkwk seketika kedengaran lagunya day6, jimshim wow girl cobgratulations) 

Like haduh, kesenjangan sosial 😅 jenna nya sukses dan living all her dreams being a sosialita, matt nya cuma jadi orang biasa, seorang fotografer yang penghasilannya cukup untuk membiayai tagihan tagihan kehidupan. 


But remember, jenna's living her childhood dream. Dan itu yang ditunjukkan dalam scene berikutnya. Dia mau menghadiri pesta, tapi karena jiwanya masih 13 tahun, selera fashionnya... juga masih kekanakan, dan juga, dia suka makan eskrim, dan beberapa perilaku lain yang menunjukkan kalau badannya doang umur 30, tapi dalemnya anak remaja. (Kayak siapa? Kayak sayaaaa hahaha) 


Tapi, apakah menjalani kehidupan yang dia impikan, semenyenangkan itu? 

Ternyata, buat dia sampai ke titik yang dia impikan, dia jadi jahat... jenna mencuri ide stafnya sendiri, terus memecatnya. Lalu dia main main sama banyak lelaki, bahkan sama lelaki yang sudah menikah. Tokoh jenna dewasa digambarkan sedemikian dinamikanya. That might seems evil, tapi kenyataannya, untuk bisa naik tangga korporasi, banyak yang memakai cara curang--pantas saja, dia bisa jadi chief editor, posisi yang cukup tinggi, di usia 30 yang terbilang masih muda. Dan lagi, hubungannya dengan orang tuanya tidak baik. Oh, ada lagi. Dia gak punya real friend, gak punya teman sejati yang tulus dan yang sepenuhnya berpihak kepada dia. 


Tapi dia sadar sama kesalahannya, dia sadar kalau dirinya di usia dewasa, bukan orang yang baik. Lalu ada scene di mana dia melihat anak-anak lagi bergerombol, menatapnya dengan penuh... apa ya, penyesalan? Tatapan yang seolah mengatakan, aku ingin kembali jadi anak remaja lagi. (Kayak siapa? Kayak sayaaaa hahaha) 


And then there's a scene where she hugs her parents, lalu tidur menyebelahi mamanya... (kayak siapa? Kayak sayaaa 😂 beneran persisss kayak aku yang abis kena masalah di kantor
 Kalo gak nangis, ya datang ke kamar ibu, meluk, terus jadi cerita banyak hal, terus jadi menangis karena luluh sama nasehatnya yang begitu hangat 😂) 



Dan yah, persis sekali, di film ini juga ada scene di aman jenna meminta nasehat sama ibunya. Jenna mempertanyakan, kenapa bisa, ibunya punya banyak kesalahan dalam hidupnya, tapi gak merasa menyesal sama sekali? Jawabannya adalah, karena kalau bukan karena kesalahan itu, dia nggak tahu bagaimana caranya belajar dari kesalahan. She wouldnt have learned how to make things right. 



But let me curse a little bit,
Matt you damn idiot, didatengin first love doang langsung main nyosor, kao itu punya tunangan ya dasar bodohhhhhhh 


Jenna juga sama aja astaga, dah punya pacar tapi malah sama matt (sebal) 


Tapi abis itu, muncul scene kalau matt nya lagi persiapan mau menikah sama tunangannya. Jenna buru buru lari ke lokasi. 


"I love you matt"

"Jenna, I've always loved you"

Damn the pain hahahahahaha (im smiling but im not actually smiling, im crying)


But i like this one phrase, "you don't always actually get your dream house but you know, you get awfully close"


Tapi ya sudah, abis itu jenna balik ke usia dia yang 13, dia bisa memperbaiki kesalahannya dan... yaudah, happy ending, si jenna nikah sama matt 😂😂 


Semakin dewasa semakin tidak bisa bahagia dengan happy ending sebuah film yang terkesan dipaksakan. Ini kalu aku nambah umur dikit (dalam beberapa tahun ke depan), kayaknya aku udah gabisa enjoy nonton film. 😂 karena sadar, that was so too good to be true. Atau mungkin bisa nonton film, tapi yang temanya lebih berat. 


Yeah anyway, i enjoyed the movie. 



Habis nonton ini, aku sadar aku punya banyak sekali penyesalan, tapi mau bagaimana lagi, aku gak bisa memperbaiki hal-hal yang sudah lalu. Yang aku bisa lakukan adalah tidak mengulangi kesalahan yang sama, memperbaiki diri jadi lebih baik lagi. 


It is difficult, but i know you can :) 



Oiya, kalau aku bisa ngomong sama diriku di usia 13 tahun:

Halo nak, ini dirimu di usia 28 tahun, bekerja di sebuah lembaga pengirim tenaga kerja magang ke jepang,  kamu bisa bahasa jepang. Pekerjaan ini jauh dari bayanganmu sebelumnya, bukan? Gak apa-apa. Beginilah hidup, banyak lika-likunya, gak semuanya bisa berjalan sesuai dengan yang kamu harapkan. Dan satu lagi, dewasa tuh gak semenyenangkan yang kamu bayangkan, nak. Sudahlah, enjoy saja masa-masa remajamu, dan jangan terlalu khawatir sama masa depan. It will come to you. Jadi dewasa gak enak, bintang satuuuu!!!!!

-owari-

Komentar

Postingan populer dari blog ini

🫳

Weekend

Diskursus Intover vs Ekstrover